Ayah dan
ibu marsya tak berdiam diri di rumah, sebagai orang tua, mereka tak tinggal
diam, ayah masih mengurus di kantor polisi yang tak kunjung selesai.
“ Bapak Antonio, anak bapak yang
bernama Marsya Alya Putri, belum kami temukan. Adakah foto yang lain selain ini
? karena dengan foto ini kami sulit mencarinya.”
“ Pak polisi, saya sudah melaporkan
kasus ini 2 hari yang lalu, sampai sekarang belum di temukan juga ? anak saya
bukan anak ajaib pak, yang bisa kabur kemana-mana. Jakarta itu memang luas.”
Teriak ayah Marsya yang sedikit kesal
Ibu marsya sedikit meredam emosi
ayah Marsya yang terlihat sudah naik darah. Lalu ibu meminta polisi untuk
mencari Marsya lebih detail lagi.
Di keadaan
Marsya yang susah untuk mendapatkan makan dia masih belum juga berubah pikiran,
dia belum berfikiran untuk kembali ke rumah. Ia masih berkeinginan untuk di
belikan i-pad oleh ayah nya. Ia tak
berfikir bagaimana perasaan kedua orang tua nya yang mencemaskan dia. Di tengah
ia sedang duduk di tepi jalan Aris menghampiri nya dengan segelas air es untuk
nya.
“ Marsya, sebenernya kamu itu anak
siapa ? dari mana asal kamu, emang ga ada yang cemasin kamu selama 2 hari ini
?”
“ engga ada, paling kalau balik
lagi ke rumah, apa yang aku dapet..paling hujan
lokal dari ayah aku. Pasti apa yang
aku mau ga akan di beliin. So , buat
apa aku balik lagi.” Jelas Marsya
“ jadi ceritanya kamu kabur Marsya,
inget ya orang tua kamu pasti cemasin kamu yang pergi entah kemana. Mending
kamu pulang saja.”
“ aku bilang enggak mau enggak
mau.”
Aris sudah mencoba menasihati teman
nya yang keras kepala itu, namun alhasil Marsya masih tetap tidak mau pulang.
Aris mengajak Marsya untuk kepasar untuk membeli baju untuknya, dengan uang
yang secukupnya. Ibu Aris sangat sayang pada Aris juga Marsya, jadi ibu Aris
tak mau teman Aris ikut menderita.
Mereka menelusuri jalan sempit juga
becek dan bau, Marsya masih saja tidak terbiasa dengan keadaan yang seperti
itu. Tapi dengan terpaksa ia berjalan mengikuti kemana arah Aris pergi. Lalu
terlihatlah sebuah toko yang sederhana
yang bernama TOKO SERBA ADA DAN MURAH, Marsya bingung melihat Aris mengajak nya
ke toko itu, terlihat di sebelah kiri banyak buah-buahan yang tersusun rapih
dan di bagian atas tertata ikan-ikan yang di jemur. Dan terlihat juga di bagian
dalam terlihat baju-baju yang menumpuk yang di hampiri oleh Aris.
“ nah, mau beli yang mana Aris,
buat siapa ? ibu mu atau adik mu.” Seru ramah sang penjual
“ Bukan bang, ini buat temen,
kenalin Marsya. Ada ukuran baju untuknya ?”
“ temen apa temen Aris, ah
jangan-jangan pacar kamu ya Ris. Becanda abang, di sebelah sini Ris.”
Aris dan Marsya pun menuju tempat
yang di tunjuk sang penjual, Aris mulai memilih-milih baju yang cocok untuknya,
namun apalah, Marsya tak sedikit pun menyentuh baju yang ada di tempat itu, dia
hanya melihat kearah kiri di pojok, aris pun memerhatikan Marsya tanpa Marsya
sadari, ternyata Marsya melihat setumpuk bando-bando yang terkesan lucu di
lihatnya, namun harga nya terkesan mahal. Jadi aris hanya membelikan dua pasang
baju bwerwarna biru dan ungu, Marsya tak begitu senang di belikan baju seperti
itu. Mungkin bagi dia itu hanya baju bekas. Aris pun membayar baju itu dengan
uang sepuluh lembar seribuan.
Sampai di rumah Aris, terdengar
suara tangisan adik Aris yang sedikit berteriak, Aris langsung menuju kamar ibu
nya. Dan menanyakan apa yang terjadi
“ adik, ibu kenapa ? “
“ ibu kak, ibu tadi pingsan
tiba-tiba”
“ cepat ambilkan air hangat dan
handuk ya dik.”
Aris begitu cemas, mata aris
sedikit mengeluarkan air mata dan badannya berkeringat, tapi berbeda dengan
Marsya, Marsya terlihat santai saja, mungkin ia terbiasa dengan hadir nya
dokter jika ia sakit. Namun berbeda dengan keadaan Aris, dengan biaya yang
kurang ia tak pernah membawa ibu nya ke rumah sakit atau pun pukesmas. Ternyata
ibu Aris mengidap penyakit lukeumia,
sudah lama ibu Aris menderita penyakit itu.
Marsya hanya duduk santai di luar,
dia menikmati udara sore. Lalu Aris menghampiri Marsya dengan wajah yang
sedikit memerah dan sedikit emosi.
“ Marsya, kamu itu siapa ? kau
hanya mebebankan hidup aku. Kau ketergantungan pada orang lain. Apa kau punya
keluarga ? kalau punya cepatlah pulang.”
“ Aris, kamu ini kenapa? Kesambet
apa?”
“ aku kasih tahu ya, orang tua kamu
itu sayang sekali dengan mu. Apa kau tak menyadari itu ?”
“ apa ? sayang ? mereka juga ga
bisa beliin apa yang aku mau. Jadi aku kabur saja, mungkin saja orang tua
mengerti akan kemauan ku, tapi sampai sekarang mereka tak mencari ku.”
“ kau ini ya, coba renungkan, baju
yang kau kenakan, makanan yang sehari-hari kau makan, barang-barang yang
istimewa, semua nya. Itu orang tua mu yang membelikan.”
Marsya hanya bisa menundukkan
kepala setelah Aris menasihati nya, Aris berniat untuk menyadarkan Marsya, Aris
mungkin sedikit kesal akan kelakuan Marsya. Ia tidak menyadari bahwa orang tua
segalanya.
Waktu
menunjukan pukul 14.00 siang. Aris
mengajak Marsya untuk mencari uang kembali dengan cara mengamen kembali,
sedangkan ibunya di tinggaln dahulu dan di jaga oleh adiknya. Marsya memilih
untuk ikut, sepanjang jalan ia hanya tertunduk dengan mulut yang tertutup. Aris
langsung menuju lampu merah yang sedang menyala, dia bernyanyi dengan kemampuan
nya, ada satu mobil yang memberinya dua
keeping lima ratus ada juga selembar seribuan.-TBC-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar