Tiga puluh menit berlalu..
Tiba-tiba sesosok lelaki itu datang
kembali kehadapan Aris yang sedang beristirahat dahulu. Lelaki itu langsung
mengambil uang yang sudah Aris kumpulkan di plastic, Aris pun berkeinginan
mengambilnya kembali, namun apalah daya Aris yang lemah, tetapi Marsya berontak
dengan uang yang di ambil oleh sang preman.
“ Eh bang, hargain kerja keras
orang napa ..!! balikin uang nya dia. Cepetan sini.”
“ aduh, ni bocah, kaya lu ga suka malakin duit orang tua lu
aja. Udah diem aja.”
Marsya tiba-tiba menunduk kembali,
ia meneteskan air mata yang tak biasanya, preman itu pun berlalu sambil
merampas uang Aris. Marsya pun duduk dengan tangisan yang membasahi pipi nya,
aris pun bingung melihatnya. Lalu aris mendekati Marsya yang sedang menangis..
“ kamu kenapa ?kenapa kamu
nangis..”
“ jangan mendekat, aku ini preman,
aku jahat aku kejam. Menjauhlah.”
Aris pun lebih bingung dengan
kata-kata marsya itu, aris mencoba untuk mengerti akan kata-kata itu dengan
mengusap air mata nya.
“ kau bukan preman, kau gadis kecil
yang sedikit nakal akan kelakuan mu.”
“ aku ini preman, aku setiap hari
meminta uang kepada ayah dengan paksaan, sama seperti preman itu yang di lakuin
sama kamu. Aku ini kejam Aris.”
Marsya berteriak tanpa menghiraukan
yang ada di sekitarnya, dan ia juga sambil menangis mengingat akan kemauan yang
tidak-tidak. Ia ingin sekali meminta maaf pada kedua orang tuanya.
Aris mencoba menenangkan Marsya
yang menagis terus menerus, dan akhirnya marsya memutuskan untuk kembali ke
rumah nya. Ia sebelum pulang, ia kembali dulu ke rumah Aris untuk mengganti
pakaian nya dan membawa barang-barang nya yang pertama ia pakai.
Lalu Marsya berpamitan kepada Aris
dan kepada ibu jugaa adik nya.
“ Aris, aku berterima kasih, kau
seprti malaikat yang mengubah hidupku. Aku pamit.”
“ sama-sama, tapi tunggu sebentar,
supaya kau mengingatku, aku berikan ini. Bando yang kau lihat di toko itu. Kau
suka ?”
“ OH MY GOD, aku memang suka bando itu. Kau dapat membeli nya,? Apa
ini tidak merepotkan kamu ?”
“ sesungguh nya TIDAK.” Aris
menjawab dengan tegas “ ya sudah hati-hati, salam kan pada orang tua mu.”
Di keadaan rumah Marsya yang sedang
di landa kesedihan karena Marsya belum kembali juga, Marsya mengetuk pintu
rumah nya dengan penuh senyuman. Dan tepat sekali yang membuka nya adalah kedua
orang tua nya, kedua orang tuanya sangat terkejut dan senang.
“ MARYSAAA, ibu dan ayah
mencemaskan kamu nak, kamu kemana saja..!!”
Teriak ibu marsya sambil memeluk
marsya dengan erat.
“ ah ibu, aku kan sudah bilang
jangan mencemaskan aku. Ehm, ayah maafkan aku, soal i-pad lupakan saja ayah. Aku sudah tak berminat.”
“ ayah maafkan sekali Marsya, ayah
sudah marah-marah, sampai kamu kabur seperti. Tapi ada yang aneh denganmu, kau
menjadi lebih baik.”
“ itu karena di luar sana, aku
berubah, aku menyadari aku ini seperti preman yang suka memalak anak jalanan.
Sudah yah, aku lelah aku ingin tidur lalu aku mengerjakan tugas ku dan aku
besok ingin sekolah.”
Marsya pun berlalu menuju kamarnya,
ayah dan ibu marsya ternsenyum bahagia dengan sifat anak nya yang berubah
total, dan mereka bertanya-tanya dalam hati siapa yang merubah buah hati nya.
Keesokan
pagi nya..
Marsya tak biasanya bangun sepagi
itu, ibu tak lagi membangunkan Marsya lagi, bis tidak menunggu ia dengan waktu
yang lama. Ia langsung pamit kepada kedua orang tuanya dan langsung menyapa
teman-temanya di dalam bis .
“ good morning guys, bilsya apa kabar, baik kan??”
“ morning beibh, baik.” Jawab bilsya sedikit bingung
“ kenapa sih kamu sya ? aneh deh.”
“ kamu kali yang aneh, 3 hari ini
kemana aja ? liburan kamu.”
“ mau tauu ajaaaa..”
Marsya sangat menikmati cahaya
sinar matahri yang hangat di pagi hari dengan udara yang menusuk kedalam raga
marsya.
Pelajaran pertama di sekolah adalah
pelajaran matematika, alias pak hasan.
Bell berbunyi ‘it’s time to begin the first lesson”
Kini marsya tak pergi kekantin
lagi, ia langsung duduk manis di tempat duduk nya sendiri. Bilsya yang duduk di
sampingnya bingung dengan keadaan Marsya yang sekarang.
Pak hasan memasuki kelas VII B3,
dengan wajah yang sedikit sangar.
“ pagi anak-anak, kumpulkan tugas
kalian sekarang.!” Pak hasan melihat kearah Marsya “ Marsya mana tugas mu ?”
“ ehm. Tenang pak, sudah aku
kerjakan ko pak, terlalu gampang tugas yang bapak berikan. Maaf ya pak kalau
marsya sering bikin bapak menjelimet.”
Jawab marsya sambil memeberikan buku tugasnya.
“ Bagus bagus bagus, bapak bangga
dengan sifat mu sekarang anak bandel.” Pak hasan sedikit menyindir.
Bell istirahat berbunyi ‘ it’s time to break’
Bilsya langsung mengajak marsya ke
kantin…
“ Marsya mana i-pad mu, katanya mau beli. Tunjukan padaku.”
“ i-pad ? ahh udah ga mau, buat apa lagi.”
Marsya menjawab nya dengan santai,
bilsya pun hanya tersenyum melihat teman nya yang dulu nya sangat nakal dan
badung, sekarang berubah total.
“ bilsya , aku minta maaf ya, kalau
selama ini aku itu bikin kamu pusing tujuh keliling, aku ga akan nakal lagi
deh, aku juga dah minta maaf sama ayah dan ibu ku. I promise friend.”
“ aku maaf’in marsya, jiiaahh English aku di pake juga. Ahhaa :D.”
“ iyaa aku itu Sang Pemberontak,
inilah penyesalan nya. Ahhaa”
Kini marsya telah berubah berkat
Aris, dia menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tua nya, ia tak akan lupa
dengan apa yang Aris lakukan, bando nya selalu ia kenakan. Ayah dan ibu nya pun
tak banyak mengomel kepada marsya lagi, karena Marsya sekarang mengerti akan
jerih payah ayah nya untuk mencari uang, ia tak akan menjadi preman di rumah,
meminta boleh-boleh saja, asal ada waktu yang tepat untuk meminta semua itu.
-The End-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar