Senin, 26 Maret 2012

Penyesalan Sang Pemberontak ~ Part VI


Tiga puluh menit berlalu..
Tiba-tiba sesosok lelaki itu datang kembali kehadapan Aris yang sedang beristirahat dahulu. Lelaki itu langsung mengambil uang yang sudah Aris kumpulkan di plastic, Aris pun berkeinginan mengambilnya kembali, namun apalah daya Aris yang lemah, tetapi Marsya berontak dengan uang yang di ambil oleh sang preman.
“ Eh bang, hargain kerja keras orang napa ..!! balikin uang nya dia. Cepetan sini.”
“ aduh, ni bocah, kaya lu ga suka malakin duit orang tua lu aja. Udah diem aja.”
Marsya tiba-tiba menunduk kembali, ia meneteskan air mata yang tak biasanya, preman itu pun berlalu sambil merampas uang Aris. Marsya pun duduk dengan tangisan yang membasahi pipi nya, aris pun bingung melihatnya. Lalu aris mendekati Marsya yang sedang menangis..
“ kamu kenapa ?kenapa kamu nangis..”
“ jangan mendekat, aku ini preman, aku jahat aku kejam. Menjauhlah.”
Aris pun lebih bingung dengan kata-kata marsya itu, aris mencoba untuk mengerti akan kata-kata itu dengan mengusap air mata nya.
“ kau bukan preman, kau gadis kecil yang sedikit nakal akan kelakuan mu.”
“ aku ini preman, aku setiap hari meminta uang kepada ayah dengan paksaan, sama seperti preman itu yang di lakuin sama kamu. Aku ini kejam Aris.”
Marsya berteriak tanpa menghiraukan yang ada di sekitarnya, dan ia juga sambil menangis mengingat akan kemauan yang tidak-tidak. Ia ingin sekali meminta maaf pada kedua orang tuanya.
Aris mencoba menenangkan Marsya yang menagis terus menerus, dan akhirnya marsya memutuskan untuk kembali ke rumah nya. Ia sebelum pulang, ia kembali dulu ke rumah Aris untuk mengganti pakaian nya dan membawa barang-barang nya yang pertama ia pakai.
Lalu Marsya berpamitan kepada Aris dan kepada ibu jugaa adik nya.
“ Aris, aku berterima kasih, kau seprti malaikat yang mengubah hidupku. Aku pamit.”
“ sama-sama, tapi tunggu sebentar, supaya kau mengingatku, aku berikan ini. Bando yang kau lihat di toko itu. Kau suka ?”
OH MY GOD, aku memang suka bando itu. Kau dapat membeli nya,? Apa ini tidak merepotkan kamu ?”
“ sesungguh nya TIDAK.” Aris menjawab dengan tegas “ ya sudah hati-hati, salam kan pada orang tua mu.”


Di keadaan rumah Marsya yang sedang di landa kesedihan karena Marsya belum kembali juga, Marsya mengetuk pintu rumah nya dengan penuh senyuman. Dan tepat sekali yang membuka nya adalah kedua orang tua nya, kedua orang tuanya sangat terkejut dan senang.
“ MARYSAAA, ibu dan ayah mencemaskan kamu nak, kamu kemana saja..!!”
Teriak ibu marsya sambil memeluk marsya dengan erat.
“ ah ibu, aku kan sudah bilang jangan mencemaskan aku. Ehm, ayah maafkan aku, soal i-pad lupakan saja ayah. Aku sudah tak berminat.”
“ ayah maafkan sekali Marsya, ayah sudah marah-marah, sampai kamu kabur seperti. Tapi ada yang aneh denganmu, kau menjadi lebih baik.”
“ itu karena di luar sana, aku berubah, aku menyadari aku ini seperti preman yang suka memalak anak jalanan. Sudah yah, aku lelah aku ingin tidur lalu aku mengerjakan tugas ku dan aku besok ingin sekolah.”
Marsya pun berlalu menuju kamarnya, ayah dan ibu marsya ternsenyum bahagia dengan sifat anak nya yang berubah total, dan mereka bertanya-tanya dalam hati siapa yang merubah buah hati nya.

Keesokan pagi nya..
Marsya tak biasanya bangun sepagi itu, ibu tak lagi membangunkan Marsya lagi, bis tidak menunggu ia dengan waktu yang lama. Ia langsung pamit kepada kedua orang tuanya dan langsung menyapa teman-temanya di dalam bis .
good morning guys, bilsya apa kabar, baik kan??”
morning beibh, baik.” Jawab bilsya sedikit bingung
“ kenapa sih kamu sya ? aneh deh.”
“ kamu kali yang aneh, 3 hari ini kemana aja ? liburan kamu.”
mau tauu ajaaaa..
Marsya sangat menikmati cahaya sinar matahri yang hangat di pagi hari dengan udara yang menusuk kedalam raga marsya.
Pelajaran pertama di sekolah adalah pelajaran matematika, alias pak hasan.
Bell berbunyi ‘it’s time to begin the first lesson”
Kini marsya tak pergi kekantin lagi, ia langsung duduk manis di tempat duduk nya sendiri. Bilsya yang duduk di sampingnya bingung dengan keadaan Marsya yang sekarang.
Pak hasan memasuki kelas VII B3, dengan wajah yang sedikit sangar.
“ pagi anak-anak, kumpulkan tugas kalian sekarang.!” Pak hasan melihat kearah Marsya “ Marsya mana tugas mu ?”
“ ehm. Tenang pak, sudah aku kerjakan ko pak, terlalu gampang tugas yang bapak berikan. Maaf ya pak kalau marsya sering bikin bapak menjelimet.” Jawab marsya sambil memeberikan buku tugasnya.
“ Bagus bagus bagus, bapak bangga dengan sifat mu sekarang anak bandel.” Pak hasan sedikit menyindir.
Bell istirahat berbunyi ‘ it’s time to break’
Bilsya langsung mengajak marsya ke kantin…
“ Marsya mana i-pad mu, katanya mau beli. Tunjukan padaku.”
i-pad ? ahh udah ga mau, buat apa lagi.”
Marsya menjawab nya dengan santai, bilsya pun hanya tersenyum melihat teman nya yang dulu nya sangat nakal dan badung, sekarang berubah total.
“ bilsya , aku minta maaf ya, kalau selama ini aku itu bikin kamu pusing tujuh keliling, aku ga akan nakal lagi deh, aku juga dah minta maaf sama ayah dan ibu ku. I promise friend.”
“ aku maaf’in marsya, jiiaahh English aku di pake juga. Ahhaa :D.”
“ iyaa aku itu Sang Pemberontak, inilah penyesalan nya. Ahhaa”

Kini marsya telah berubah berkat Aris, dia menjadi anak yang berbakti pada kedua orang tua nya, ia tak akan lupa dengan apa yang Aris lakukan, bando nya selalu ia kenakan. Ayah dan ibu nya pun tak banyak mengomel kepada marsya lagi, karena Marsya sekarang mengerti akan jerih payah ayah nya untuk mencari uang, ia tak akan menjadi preman di rumah, meminta boleh-boleh saja, asal ada waktu yang tepat untuk meminta semua itu.
-The End-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar